Bani Israel Dan Tanah Jawa
“Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku
yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku niscaya
Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk)” Al
Baqarah : 40.
“Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku
yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah
melebihkan kamu atas segala umat” Al Baqarah : 47.
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada
Bani Israel Al Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada
mereka rezeki-rezeki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa
(pada masanya)” Al Jaatsiyah : 16.
Berawal
dari kisah Kabil dan Habil yang merupakan keturunan langsung dari Nabi Adam AS
maka proses penyebaran penduduk bumi ini yang disebut sebagai khalifah telah
melalui proses yang sangat panjang sekali (Q.S Al Maidah : 27)
Tetapi
dari cerita di atas ternyata ada sebuah kisah dan hikmah yang nyaris tidak
pernah dipublikasikan kepada umum dikarenakan sumbernya yang masih berdasarkan
cerita turun temurun dari nenek moyangnya.
Alkisah dahulu kala
Nabi Adam AS beserta Hawa setiap melahirkan anak yang selalu “kembar” laki-laki
dan perempuan.
Hingga
akhirnya dari 3 anak laki-lakinya (beserta istrinya ; dengan cara kawin silang
antar saudara) tersebut diperintahkan untuk mengisi masing-masing negeri yang
masih kosong.
·
Satu anaknya yang pertama mendiami daratan
Afrika.
·
Satu anaknya yang kedua mendiami daratan
Arabia.
·
Dan yang ketiga mendiami daratan Asia (tanah
jawa).
Dalam kisah tersebut
diceritakan bahwa diantara anaknya yang paling “CERDAS” itu tiada lain bernama
Nabi Sis AS ditunjuk untuk menempati daerah yang disebut sebagai tanah Jawi.
Beliau
inilah yang merupakan cikal bakal nenek moyang kita yang diturunkan di tanah
JAWA ini.
Sebagai
seorang Nabi beliau selalu mengemban tugas untuk saling memperingatkan kaumnya
satu dengan yang lainnya untuk saling berbagi rezeki dan mempersembahkan
Kurbannya “hanya” untuk Allah SWT sebagai tanda ujud syukur atas ketaqwaannya
sebagai pemimpin di tanah jawa ini.
Selain itu, sifatnya
Nabi Sis AS yang lembut, sopan santun dan berilmu tinggi serta diberikan
kecerdasan yang sangat luar biasa oleh Allah menjadikan beliau ini selalu
menghasilkan hal-hal yang bersifat baru dan berteknologi sangat tinggi dan
akurat untuk kurun waktu / masa saat itu.
Hal ini
dtandai dengan penemuannya tentang caranya bercocok tanam yang baik dengan
memperhatikan musim yang bersadarkan pada perhitungan bintang (Falak),
pembuatan tempat persembahan berbentuk Piramida untuk Tuhannya (baik berupa
binatang maupun hasil bumi) maupun bagaimana memproses tanah (logam) menjadi
sebuah benda yang dapat dipergunakan untuk keperluan hidup sehari-hari (Nujum).
Itulah
keistimewaan Nabi Sis AS dengan kelemah-lembutannya, kepekaan sosialnya yang
tinggi serta kecerdasannya yang luar biasa akhirnya sama penduduknya
digambarkan sebagai seorang ‘SEMAR’.
Kata ini di ambil
dari kata “samiri” yang artinya samar-samar / kasat mata karena beliau
sehari-hari laku / kerjanya hanya beribadah kepada Tuhannya.
Tiada laku
hidupnya hanya untuk dipersembahkan kepada Tuhannya saja, tidak lebih.
Makanya emas, perak,
dan semua perhiasan maupun hasil bumi yang melimpah di bumi jawa ini hanya
sebagai “sarana” saja untuk menuju ketakwaan kepada Tuhannya.
Dilain
sisi, dengan kecerdasannya yang sangat tinggi itu melahirkan bangunan kota
modern yang tersistematis dengan desa-desa beserta irigasinya yang tertata rapi
serta tata kota pemerintahan berada dipusatnya (epicentrum).
Inilah
negeri yang selama ini disebut sebagai negeri Atlantis yang telah hilang itu
(Arysio Santos – The Lost Continent Finally Found).
Negeri
kita Indonesia Raya, dimana sang nyiur tak pernah lelah melambai-lambai
memanggil ibu pertiwi.
Negeri peradaban
dunia yang banyak dicari orang selama ini.
Bukti
bahwasanya kita adalah negeri yang sangat tinggi ditandai dengan kebudayaannya
yang beraneka warna, beragam bahasa, beragam adat istiadat, beragam suku yang
membaur dalam balutan sang “Merah Putih”.
Negeri kemerdekaan
untuk semua ummat.
Negeri
yang cinta damai.
Tetapi seiring dengan
perkembangan waktu di negeri Atlantis ini, sang keseimbangan alam “Raksasa”
(Gunung Toba dan Gunung Krakatau) mulai menunjukkan tanda-tanda “saat”-nya
sudah mau tiba.
Maka berbondong-bondonglah sebagian besar penduduknya dengan
menggunakan perahu Raksasa menaiki itu kapal dan meninggalkan negeri Atlantis
menuju negeri asing lainnya.
Hingga
“saat” itu benar-benar terjadi yaitu dengan meletusnya gunung Toba yang konon
diameter kawahnya sekitar 50 km meledak, mendesak magma ke segala arah lalu
meledakkan gunung Krakatau juga dan membumi hanguskan semua yang ada
disekitarnya, membuat dunia gelap gulita selama 100 tahun lamanya serta
mencairkan lapisan es yang menutupi daratan yang sekarang disebut benua Eropa
itu.
Begitu juga air
laut-pun naik hingga mencapai 200 meter ! menenggelamkan lembah-lembah
pertanian yang subur dulu menjadi sebuah lautan.
Seiring
berakhirnya masa “Banjir” bandang sedunia itu maka para khalifah yang baru
inipun mulai berpencar ke seantero daratan yang “baru” seperti bumi eropa,
amerika, arabia maupun afrika.
Dinegeri
baru inilah mereka mengajarkan ilmunya kepada penduduk lokal sebagai rasa
sumbangsihnya terhadap daratan yang baru dihuninya.
Berhubung
mereka ini termasuk ummat-nya yang paling cerdas maka lambat laun mulai
ramailah peradaban baru ditanah yang baru ini.
Tapi mereka juga tak luput
menceritakan asal usul tanah kelahirannya yang nun jauh di seberang dalam
berbagai ragam kisah yang unik yang termaktub dalam berbagai kitab para
nabi-nabi / pujangga sesudahnya.
Wallaahu Alam
Bishshawab.
Jadi
seandainya seluruh penduduk dunia ini disuruh tinggal di bumi Nuswantara ini
maka mereka akan “betah” dan merasa tidak asing, mengapa?
Jawabnya ya karena
sebetulnya Indonesia terutama tanah jawa ini merupakan ‘MOTHER HOME” city untuk
seluruh ummatnya Nabi Adam AS.
Kalaupun ada yang
mengklaim bahwasanya Bani Israel itu adanya hanya di negeri Arab, itu juga
nggak salah, karena nenek moyang kita juga menyebar kesana. Tapi kalau kita
minder dan merasa sebagai bangsa yang terbelakang maka jawabannya nanti dulu…
Karena
kitalah sesungguhnya RAS PALING UNGGUL diseluruh dunia ini.
Kadang
dengan kecerdasan kita yang Masya Allah menjadikan kita saling menyalahkan satu
dengan yang lainnya. Saling beradu mulut, adu gengsi, dan seterusnya. Dan tidak
akan diketemukan dinegeri manapun dimuka bumi ini kecuali Indonesia.
Itulah ciri negeri
para FILSAFAT yang “ADA” dan “BERADA” sebelum negeri-negeri “Teknologi” maupun
negeri KEYAKINAN” saling bermunculan di bumi ini.
Jadikan
semua perbedaan yang ada ini sebagai satu kekuatan nasional yang dahsyat untuk
membangun jati diri bangsa ini menggapai mercusuar dunia yang tidak lama lagi
ada dihadapan kita.
Entah
benar entah tidak, atau itu cuma sekedar sunnah. Boleh percaya dan
boleh tidak. Tapi yang
pasti Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum atau bangsa kecuali bangsa atau
kaum itu sendiri yang mau merubahnya (QS Al Anfaal : 53 dan QS AR Ra’d : 3)
“Yang demikian
(siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah
sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum
itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui” Al Anfaal : 53.
Semoga
Allah meridhai segala amal dan usaha baik kita, Insya-Allah – AMIIN.
