Manusia pertama di Planet Bumi
Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan
yang hidup di muka
bumi?
Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik
al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh
manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan
dialah manusia pertama dari generasi ini.
Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi
yang serupa dengan manusia yang disebut sebagai “insan atau Nsnas” kendati kita
tidak memiliki informasi yang akurat terkait dengan hal-hal detilnya,
tipologi personal dan model kehidupan mereka.
Karena itu, mungkin saja tatkala penciptaan Adam juga masih
terdapat beberapa orang dari generasi sebelumnya sebagaimana sebagian ulama
menyebutkan hal ini dalam menjelaskan pernikahan anak-anak Adam.
Kami tidak menjumpai teks-teks agama yang menetapkan bahwa Adam
adalah manusia kedelapan di muka bumi. Benar
bahwa terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan bahwa generasi Nabi Adam
adalah setelah tujuh periode dan tujuh generasi semenjak penciptaan Adam.
Namun boleh jadi riwayat-riwayat ini tengah menyinggung
banyaknya periode-periode masa lalu.
Syaikh Shaduq dalam al-Khishâl, meriwayatkan dari Imam Baqir As yang
bersabda, “Allah Swt semenjak menciptakan bumi, menciptakan tujuh alam yang di
dalamnya (kemudian punah) dimana tidak satu pun dari alam-alam ini berasal dari
generasi Adam Bapak Manusia dan Allah Swt senantiasa
menciptakan mereka di muka bumi dan mengadakan generasi demi generasi dan alam
demi alam muncul hingga akhirnya, menciptakan Adam Bapak Manusia dan
keturunannya berasal darinya.
Adapun terkait dengan pertanyaan apakah mereka juga merupakan nabi
atau nabi-nabi dan termasuk sebagai manusia-manusia pintar atau tidak?
Kita tidak menemukan penjelasan tentang hal ini dalam ayat-ayat al-Quran dan riwayat-riwayat.
Kita tidak menemukan penjelasan tentang hal ini dalam ayat-ayat al-Quran dan riwayat-riwayat.
Namun mengingat bahwa mereka sama dengan
kita, manusia (atau Nisnas) maka dari sisi ini kita serupa dengan mereka.
Dan tentu saja mereka memiliki kecerdasan dan sangat boleh jadi dapat dikatakan bahwa untuk membimbing mereka diutuslah nabi atau nabi-nabi kepada mereka.
Dan tentu saja mereka memiliki kecerdasan dan sangat boleh jadi dapat dikatakan bahwa untuk membimbing mereka diutuslah nabi atau nabi-nabi kepada mereka.
Dengan memanfaatkan al-Quran dan riwayat-riwayat secara pasti
dapat dikatakan bahwa sebelum Nabi Adam terdapa generasi atau beberapa generasi
yang mirip dengan manusia disebut sebagai “insan atau bangsa Nisnas”
meski terkait dengan hal-hal detilnya, tipologi personal dan model
kehidupan mereka, kita tidak memiliki informasi yang akurat.
Allamah Thabathabai berkata, “Dalam sejarah Yahudi disebutkan
bahwa usia jenis manusia semenjak diciptakan hingga kini tidak lebih dari tujuh
ribu tahun lamanya…namun para ilmuan Geologi meyakini bahwa usia genus manusia
lebih dari jutaan tahun lamanya.
Mereka menyuguhkan sejumlah argumen untuk dari fosil-fosil yang
menyebutkan bahwa terdapat peninggalan manusia-manusia pada fosil-fosil
tersebut.
Di samping itu, mereka juga membeberkan dalil-dalil skeleton
(tengkorak) yang telah membatu milik manusia-manusia purbakala yang usianya
masing-masing dari fosil dan skeleton itu ditaksir, berdasarkan
kriteria-kriteria ilmiah, kira-kira lebih dari lima ratus ribu
tahun.
Demikian keyakinan mereka. Namun
dalil-dalil yang mereka suguhkan tidak memuaskan. Tidak
ada dalil yang dapat menetapkan bahwa fosil-fosil ini adalah badan yang telah
membatu milik nenek moyang manusia-manusia hari ini.
Demikian juga tidak ada dalil yang dapat menolak kemungkinan ini
bahwa tengkorak-tengkorak yang telah membatu ini berhubungan dengan salah satu
dari periode manusia-manusia yang hidup di muka bumi, karena boleh jadi
demikian adanya, dan boleh jadi tidak.
Artinya periode kita manusia-manusia boleh jadi tidak bersambung
dengan periode-periode fosil-fosil yang telah disebutkan, bahkan boleh jadi
berhubungan degan manusia-manusia yang hidup di muka bumi sebelum penciptaan
Adam Bapak Manusia (Abu al-Basyar) dan kemudian punah.
Demikian juga kemunculan manusia-manusia yang kepunahannya
berulang, hingga setelah beberapa periode tibalah giliran generasi manusia masa
kini.
Karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat manusia sebelum
penciptaan Adam dan setelah manusia Adam ditemukan kemudian malaikat ditugaskan
untuk sujud kepadanya.
Hanya saja al-Quran tidak menyebutkan secara tegas tentang proses
kemunculan manusia di muka bumi, apakah kemunculan jenis makhluk ini (manusia)
di muka bumi terbatas hanya pada periode sekarang yang kita hidup di dalamnya,
atau periode-periode yang banyak dan periode kita manusia-manusia sekarang ini
merupakan periode terakhir?
Kendati mungkin sebagian ayat al-Quran menengarai bahwa sebelum
penciptaan Adam As terdapat manusia-manusia yang hidup dimana para malaikat
dengan ingatan pikiran mereka tentang manusia, bertanya kepada Allah Swt,
“Apakah Engkau akan menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
di dalamnya dan menumpahkan darah”
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
di dalamnya dan menumpahkan darah”
dimana dapat disimpulkan dari ayat ini bahwa terdapat masa yang telah
berlalu sebelum penciptaan Nabi Adam.
Namun terdapat beberapa riwayat dari para Imam Ahlulbait As yang
sampai kepada kita menegaskan bahwa sebelum generasi ini, terdapat
generasi-generasi sebelumnya yang telah punah dan riwayat-riwayat ini
menetapkan periode-periode manusia sebelum periode yang ada sekarang ini.
Sebagai contoh kami akan menyebutkan
sebuah hadis berikut ini:
Penyusun Tafsir Ayyasyi meriwayatkan dari Hisyam bin
Salim dan Hisyam bin Salim dari Imam Shadiq As yang bersabda,
“Apabila malaikat-malaikat tidak melihat makhluk-makhluk bumi sebelumnya, yang menumpahkan darah lantas dari mana mereka dapat berkata, “Apakah Engkau akan menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan menumpahkan darah
“Apabila malaikat-malaikat tidak melihat makhluk-makhluk bumi sebelumnya, yang menumpahkan darah lantas dari mana mereka dapat berkata, “Apakah Engkau akan menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan menumpahkan darah
Adapun sehubungan dengan apakah Adam merupakan manusia kedelapan
di muka bumi ini harus dikatakan bahwa kami tidak menjumpai teks-teks agama yang
menetapkan bahwa Adam adalah manusia kedelapan di muka bumi.
Benar terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan bahwa generasi
Nabi Adam setelah tujuh periode dan tujuh generasi semenjak penciptaan Adam.
Namun boleh jadi riwayat-riwayat ini tengah menyinggung banyaknya periode-periode masa lalu.
Namun boleh jadi riwayat-riwayat ini tengah menyinggung banyaknya periode-periode masa lalu.
Misalnya Syaikh Shaduq dalam al-Khishâl,
meriwayatkan dari Imam Baqir As yang bersabda,
“Allah Swt semenjak menciptakan bumi, menciptakan tujuh alam yang di dalamnya (kemudian punah) dimana tidak satu pun dari alam-alam ini berasal dari generasi Adam Bapak Manusia dan Allah Swt senantiasa menciptakan mereka di muka bumi dan mengadakan generasi demi generasi dan masing-masing, alam demi alam muncul hingga akhirnya, (Allah Swt) menciptakan Adam Bapak Manusia dan keturunannya berasal darinya.
“Allah Swt semenjak menciptakan bumi, menciptakan tujuh alam yang di dalamnya (kemudian punah) dimana tidak satu pun dari alam-alam ini berasal dari generasi Adam Bapak Manusia dan Allah Swt senantiasa menciptakan mereka di muka bumi dan mengadakan generasi demi generasi dan masing-masing, alam demi alam muncul hingga akhirnya, (Allah Swt) menciptakan Adam Bapak Manusia dan keturunannya berasal darinya.
Boleh jadi riwayat-riwayat ini dengan memperhatikan
riwayat-riwayat lainya yang menetapkan periode-periode yang banyak pada masa
silam, tengah menyinggung tentang banyaknya periode pada masa silam; misalnya
Syaikh Shaduq dalam kitab Tauhid mengutip riwayat dari Imam Shadiq As
yang bersabda, “Kalian mengira bahwa Allah Swt tidak menciptakan manusia lain
selain kalian.
Bahkan (Allah Swt) menciptakan ribuan ribuan Adam dimana kalian adalah generasi terakhir Adam dari generasi-generasi Adam (lainnya).”
Bahkan (Allah Swt) menciptakan ribuan ribuan Adam dimana kalian adalah generasi terakhir Adam dari generasi-generasi Adam (lainnya).”
Demikian juga dalam al-Khisâl diriwayatkan dari Imam Shadiq As
yang bersabda,
“Allah Swt menciptakan dua belas ribu alam yang masing-masing (dari dua belas ribu itu) lebih besar dari tujuh petala langit dan tujuh petala bumi. Tiada satu pun dari penghuni satu alam pernah berpikir bahwa Allah Swt menciptakan alam lainya selain alam (yang ia huni).”
“Allah Swt menciptakan dua belas ribu alam yang masing-masing (dari dua belas ribu itu) lebih besar dari tujuh petala langit dan tujuh petala bumi. Tiada satu pun dari penghuni satu alam pernah berpikir bahwa Allah Swt menciptakan alam lainya selain alam (yang ia huni).”
Akan tetapi sebagaimana yang Anda perhatikan riwayat terakhir
menyinggung tentang penciptaan alam-alam dan boleh jadi alam-alam tersebut
berada di luar planet bumi dan kita dapat memandang riwayat-riwayat yang
menyebutkan tentang tujuh periode sebelumnya di muka bumi itu tidak
bertentangan satu sama lain.
Namun (dengan asumsi adanya manusia-manusia sebelum Adam) apakah
tatkala penciptaan Nabi Adam As manusia dari generasi manusia-manusia
sebelumnya masih tersisa?
Dengan memperhatikan beberapa indikasi bukan mustahil bahwa pada
masa penciptaan Adam terdapat orang-orang dari generasi-generasi sebelumnya
yang masih tersisa dan tengah mengalami kepunahan.
Artinya mereka masih tetap ada (pada masa penciptaan Adam) sebagaimana disebutkan oleh sebagian ulama.
Artinya mereka masih tetap ada (pada masa penciptaan Adam) sebagaimana disebutkan oleh sebagian ulama.
Salah satu ulama kontemporer terkait dengan pernikahan anak-anak
Adam berkata,
“Di sini juga terdapat kemungkinan lain bahwa anak-anak Adam menikah dengan manusia-manusia yang tersisa dari generasi sebelum Adam karena sesuai dengan riwayat Adam bukanlah manusia pertama yang hidup di muka bumi".
“Di sini juga terdapat kemungkinan lain bahwa anak-anak Adam menikah dengan manusia-manusia yang tersisa dari generasi sebelum Adam karena sesuai dengan riwayat Adam bukanlah manusia pertama yang hidup di muka bumi".
Penelitian ilmiah manusia hari ini menunjukkan bahwa genus manusia
kemungkinan telah hidup di muka bumi semenjak beberapa juta tahun sebelumnya,
padahal sejarah kemunculan Adam hingga masa sekarang ini tidak terlalu lama
(kurang lebih 7000 tahun).
Karena itu kita harus menerima bahwa sebelum Adam terdapat
manusia-manusia lainnya yang hidup di muka bumi yang tatkala kemunculan Adam
tengah mengalami kepunahan.
Apa halangannnya anak-anak Adam menikah dengan manusia dari salah satu generasi sebelumnya yang masih tersisa?”
Apa halangannnya anak-anak Adam menikah dengan manusia dari salah satu generasi sebelumnya yang masih tersisa?”
Tentu saja tidak terdapat keraguan bahwa Nabi Adam adalah manusia
pertama dari generasi yang ada sekarang ini.
Al-Quran nampaknya menegaskan bahwa generasi yang ada sekarang ini
berasal dari ayah dan ibu yang berujung pada satu ayah (bernama Adam) dan satu
ibu (yang dalam beberapa riwayat dan Taurat bernama Hawa) dan kedua manusia ini
adalah ayah dan ibu seluruh manusia.
Demikian juga ayat-ayat berikut menyokong makna ini,
“Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang
hina (air mani).” (Qs. Al-Sajdah
[32]:8);
“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi
Allah adalah seperti (penciptaan) Adam.
Allah menciptakan Adam dari tanah,
kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah” (seorang manusia) , maka jadilah dia.” (Qs. Ali
Imran [3]:59);
“(Ingatlah) ketika Tuhan-mu berfirman kepada
malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila
telah Kusempurnakan penciptaannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku;
maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (Qs.
Shad [38]:71 & 72)
Seperti yang Anda saksikan ayat-ayat yang telah dikutip memberikan
kesaksian bahwa sunnah Ilahi menjamin lestarinya generasi manusia melalui
pembuahan sperma namun penciptaan dengan sperma ini terjadi setelah dua orang
dari jenis ini (manusia sekarang ini) diciptakan dari tanah liat dan Dia
menciptakan Adam kemudian setelah Adam istrinya yang diciptakan dari tanah liat
(dan setelah memiliki badan dan alat-alat reproduksi, Allah menciptakan
anak-anaknya dengan menciptakan sperma pada badan Adam dan istrinya).
Karena itu, tidak terdapat keraguan bahwa generasi manusia
(sekarang ini) berujung pada Adam dan istrinya berdasarkan bentuk lahir
ayat-ayat yang disebutkan di atas.
Adapun pertanyaan berikutnya apakah di antara generasi tersebut
terdapat seorang nabi? Apakah mereka juga termasuk orang-orang yang
memiliki intelegensia?
Kita tidak menemukan penjelasan tentang hal ini dalam ayat-ayat al-Quran dan riwayat-riwayat.
Kita tidak menemukan penjelasan tentang hal ini dalam ayat-ayat al-Quran dan riwayat-riwayat.
Namun mengingat bahwa mereka sama dengan
kita, manusia (atau Nisnas) maka dari sisi ini kita sama dengan mereka.
Dan tentu saja mereka memiliki intelegensia dan kecerdasan serta sangat boleh jadi dapat dikatakan bahwa untuk membimbing mereka diutuslah nabi atau nabi-nabi kepada mereka.
Dan tentu saja mereka memiliki intelegensia dan kecerdasan serta sangat boleh jadi dapat dikatakan bahwa untuk membimbing mereka diutuslah nabi atau nabi-nabi kepada mereka.
